ILMU BUDAYA
DASAR
NAMA :RAYHAN
DEVA A.A
KELAS :1KA25
NPM :16116117
LATAR BELAKANG
Latar belakang diberikannya IBD selain
melihat konteks budaya Indonesia juga sesuai dengan program pendidikan di
Perguruan Tinggi dalam rangka menyempurkan pembentukan sarjana.
Pendidikan tinggi diharapkan dapat
menghasilkan sarjana-sarjana yang mempunyai seperangkat pengetahuan yang
terdiri atas:
1. Kemampuan akademis; adalah
kemampuan untuk berkomunikasi secara ilmiah, baik lisan maupun tulisan,
menguasai peralatan analisis, maupun berpikir logis, kritis, sitematis, dan
analitis, memiliki kemampuan konsepsional untuk mengidentifikasi dan merumuskan
masalah yang dihadapi, serta mampu menawarkan alternative pemecahannya
2. Kemampuan professional; adalah
kemampuan dalam bidang profesi tenaga ahli yang bersangkutan. Dengan kemampuan
ini, para tenaga ahli diharapkan memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang
tinggi dalam bidang profesinya.
3. Kemampuan personal ; adalah
kemampuan kepribadian. Dengan kemampuan ini para tenaga ahli diharapkan
memiliki pengetahuan sehingga mampu menunjukkan sikap, dan tingkah laku, dan
tindakan yang mencerminkan kepribadian Indonesia, memahami dan mengenal
nilai-nilai keagamaan, kemasyarakatan, dan kenegaraan, serta memiliki pandangan
yang luas dan kepekaan terhadap berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarakat
Indonesia.
Dengan seperangkat kemampuan yang
dimilikinya lulusan perguruan tinggi diharapkan menjadai sarjana yang cakap,
ahli dalam bidang yang ditekuninya serta mau dan mampu mengabdikan keahliannya
untuk kepentingan masyarakat Indonesia dan umat manusia pada umumnya.
TUJUAN
Penyajian mata kuliah ilmu budaya
dasar tidak lain merupakan usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan
dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk
mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Dengan demikian mata kuliah
ini tidak dimaksudkan untuk mendidik ahli-ahli dalam salah satu bidang keahlian
yang termasuk didalam pengetahuan budaya (the humanities) akan tetapi IBD
semata-mata sebagai salah satu usaha untuk mengembangkan kepribadian mahasiswa
dengan cara memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan kritikalnya terhadap
nilai-nlai budaya, baik yang menyangkut orang lain dan alam sekitarnya, maupun
yang menyangkut dirinya sendiri.
Untuk bisa menjangkau tujuan tersebut
IBD diharapkan dapat:
v Mengusahakan kepekaan mahasiswa
terhadap lingkungan budaya, sehingga mereka lebih mudah menyesuaikan diri
dengan lingkungan yang baru, terutama untuk kepentingan profesi mereka. Memberi
kesempatan kepada mahasiswa untuk memperluas pandangan mereka tentang masalah
kemansiaan dan budaya serta mengembangkan daya kritis mereka terhadap
persoalan-persoalan yang menyangkut kedua hal tersebut.
v Mengusahakan agar mahasiswa, sebagai
calon pemimpin bagnsa dan Negara serta ahli dalam bidang disiplin masing-masing
tidak jatuh ke dalam sifat-sifat kedaerahan dan pengkotakan disiplin yang
ketat. Mengusahakan wahana komunikasi para akademisi agar mereka lebih mampu
berdialog satu sama lain. Denganmemiliki satu bekal yang sama, para akademisi
diharapkan akan lebih lancar dalam berkomunikasi
MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
Hubungan antara Manusia, masyarakat,
dan kebudayaan
Dalam hal membahas tentang hubungan
antara manusia, masyarakat, dan kebuayaan ketiganya saling berhubungan satu
sama lain . Masyarakat adalah suatu organisasi manusia yang saling
berhubungandengan kebudayaan. Mc Iver pakar sosiologi politik pernah
mengatakan:”Manusia adalah makhluk yang dijerat oleh jaring – jaring yang
dirajutnya sendiri”. Jaring – jaring itu adalah kebudayaan. Mc Iver ingin
mengatakan bahwa kebudayaan adalah sesuatu yang diciptakan oleh masyarakat
tetapi pada gilirannya merupakan suatu kekuatan yang mengatur bahkan memaksa
manusia untuk melakukan tindakan dengan “pola tertentu”. Kebudayaan bahkan bukan hanya merupakan
kekuatan dari luar diri manusia tetapi bisa tertanam dalam kepribadian individu
. Dengan demikian kebudayaan merupakan kekuatan pembentuk pola sikap dan
perilaku manusia dari luar dan dari dalam. Unsur paling sentral dalam suatu
kebudayaan adalah nilai – nilai yang merupakan suatu konsepsi tentang apa yang
benar atau salah (nilai moral), baik atau buruk (nilai etika) serta indah atau
jelek (nilai estetika). Dari sistem nilai inilah kemudian tumbuh norma yang
merupakan patokan atau rambu – rambu yang mengatur perilaku manusia di dalam
masyarakat.
Dari uraian tersebut diatas jelas
sekali bahwa kebudayaan merupakan unsur paling dasar (basic) dari suatu
masyarakat, sehingga sampai sekarang sebahagian sosiolog dan antropolog masih
menganut faham cultural determinism yaitu bahwa sikap, pola perilaku manusia
dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaannya. Lawrence Harrison dalam bukunya
“Culture Matters” menggambarkan bagaimana nilai – nilai budaya mempengaruhi
kemajuan maupun kemunduran manusia (Harrison, 2000). Samuel Huntington memberi
contoh bahwa pada tahun 1960-an Ghana dan Korea Selatan memiliki kondisi
ekonomi yang kurang lebih sama. Tiga puluh tahun kemudian Korea telah menjadi
Negara maju, tetapi Ghana hampir tidak mengalami kemajuan apapun dan saat ini
GNP perkapitanya hanya seperlimabelas Korea Selatan. Ini disebabkan karena bangsa Korea (selatan) memiliki nilai
– nilai budaya tertentu seperti hemat, kerja keras, disiplin dan sebagainya.
Semua ini tidak dimiliki masyarakat Ghana.
Secara umum kebudayaan dapat
didefinisikan sebagai suatu sistem pengetahuan, gagasan, ide, yang dimiliki
oleh suatu kelompok manusia, yang berfungsi sebagai pengarah bagi mereka yang
menjadi warga kelompok itu dalam bersikap dan bertingkah laku. Karena berfungsi
sebagai pedoman dalam bersikap dan bertingkah laku, maka pada dasarnya
kebudayaan mempunyai kekuatan untuk memaksa pendukungnya untuk mematuhi segala
pola acuan yang digariskan oleh kebudayaan itu.
MANUSIA DAN KESUSASTRAAN
Seni adalah sebuah karya atau sastra yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Ini dikarenakan seni merupakan ekspresi manusia terhadap sesuatu. Ilmu budaya dasar dinamakan Basic Humanities, yang berasal dari bahasa inggris yaitu The Humanities, dan bahasa latin yaitu Humanus yang berarti manusia, berbudaya, dan halus. Maka dari itu apabila kita mempelajari The Humanities maka kita akan menjadi manusia yang berbudaya, dan halus. Sedangkan sastra berasal dari kata castra berarti tulisan. Dari makna asalnya dulu, sastra meliputi segala bentuk dan macam tulisan yang ditulis oleh manusia. Seperti catatan ilmu pengetahuan, kitab-kitab suci, surat-surat, undang-undang, dan sebagainya. Sastra lebih mudah untuk berkomunikasi. Karena pada hakikatnya karya sastra merupakan penjabaran abstraksi. Dan sifat abstrak inilah yang menyebabkan filsafat kurang berkomunikasi. Filsafat juga menggunakan bahasa adalah abstraksi. Cinta kisah, kebahagian, kebebasan yang digarap oleh filsafat adalah abstrak. Masalah sastra dan seni sangat erat hubungannya dengan ilmu budaya dasar, karena materi-materi yang diulas oleh ilmu budaya dasar ada yang berkaitan dengan sastra dan seni.
Ada juga tiga hal yang berkaitan
dengan pengertian sastra, yaitu ilmu sastra, teori sastra, dan karya sastra,
yaitu adalah sebagai berikut.
Ilmu
Sastra adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki secara ilmiah berdasarkan
metode tertentu mengenai segala hal yang berhubungan dengan seni sastra.
Teori
Sastra adalah asas-asas dan prinsip-prinsip dasar mengenai sastra dan
kesusastraan.
Karya
Sastra adalah proses kreatif menciptakan karya seni dengan bahasa yang baik,
seperti puisi, cerpen atau novel, atau drama.
Masalah sastra dan seni sangat erat
hubungannya dengan ilmu budaya dasar, karena materi-materi yang diulas oleh
ilmu budaya daar ada yang berkaitan dengan sastra dan seni. Budaya Indonesia
sangat menunjukkan adanya sastra dan seni didalamnya.
Sumber:
https://cookpierun.wordpress.com/2016/03/13/manusia-dan-kesusastraan/
(manusia dan kesusastraan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar